Telah Kembali
Suara burung terdengar bersahut- sahutan, menyambut indahnya pagi. Sebagian rumput masih basah oleh em bun.Sang surya malu- malu untuk menampakkan dirinya. Langit hari ini tampak begitu cerah di Desa Banyuurip.
Hari ini, Selasa 25 Februari 2015 di Desa Banyuurip akan dilaksanakan p engajian untuk memperingati lahir nya Nabi Muhammad SAW. Di Desa Banyuurip memang sering dilak ukan pengajian tetapi pengajian kali ini berbeda dengan pengajian yang seperti biasa dilakukan di desa itu. Pengajian yang diadakan untuk memperingati lahir nya Nabi Muhammad SAW ini diadakan begitu megah. Banyaknya umbul-umbul yang dipasang dihalaman masjid yang bahkan bagian samping masjid pun di beriumbul-umbul. Setiap sisi jalan yang biasa digunkan untuk ke masjid dipasang bendera yang berwarnawarni.
Disebuah rumah,tak jauh dari masjid terdapat seorang pemuda yang sedang melamun. Sebut saja Abi. Warga Desa Banyuurip tak pernah mem anggil dirinya Abi. Melainkan Ustad Abi. Dirinya begitu dihormaati dan dise gani oleh warga Desa Banyuurip, beberapa tahun terakhir .saat ini, dirinya tengah memikirkan betapas uramnya dirinya di masalalu. Betapa picik dan sadisnya dia di masa itu. Sampai sekarang dia tak habis pikir mengapa dirinya bisa menjadi ustad yang besar? Yang sering mengisi pengajian- pengajian akbar di masji- masjid besar? Sungguh tak terbayangkan oleh siap apun. Hari ini dia bahkan mengisi pengaji an akbar di Desa Banyuurip, desanya sendiri.
Teringat dirinya dulu yang begitu anarki terhadap siapapun. Yang tak pernah melakukan kebaikan sedikitpun.Yang dia lakukan saat itu adalah hanya me meras orang, mabuk-mabukan, merokok bahkanmembentak – bentak ibunya setiap hari. Banyak warga yang membenci dirinya. Bahkan saudara- saudara yang menasihatinya dianggap sebagai angin lalu. Semuanya dia baikan tak ada yang diacuhkan sedikitpun olehnya.
Lima tahun yang lalu, seluruh warga Desa Banyuurip geger . Dia telah mencekik
ibunya sen diri.Banyak warga yang berdatangan ke rumahnya, penasaranapa yang sebenarnya terjadi.
“Apa yang sebenarnya terjadi Aba?” tanya seorang warga kepada kakakny a. Yang ditanya hanya menangis.
Saat itu, Abi hanya mengurung diri di kamar. Dia takut dan gelisah dengan apa yang barus aja dilakukan. Beruntungnya ibunya tidak meningg al, dia hanya mengalami trauma dan kaget yang begitu sangat.
Beberapa hari setelah kejadian itu , Abi sedikit lebih pendiam dan tak pe rnah main keluar seperti yang biasa dia lakukan.
Suatu malam ibunya mendekatinya da n bertanya kepada Abi.
“ Apa yang sedang kau pikirkan Nak?” tanya ibunya.
Abi terdiam, kemudian dia menjawab perlahan“ Abi minta maaf Bu, Abi terlalu banyak dosa kepada semua orang khususnya ibu,” ujarnyasambilmenangis
“ Minta maaflah kepada Allah Nak.”
“ Apakah Allah akan mengampuniku , Bu??”
“Tentu saja Nak. Allah Maha Pengampun. Lakukanlah perintah Allah dengan melaksanakan perinta h dan menjauhi larangannya.”
“Lalu, pertama bagaimana ibu?Apa yang harus saya lakukan?”
“ Yang pertama, lakukanlah salat fardhu dengan rut in, salat tahajud di tambah salat dhuha”
“ Baik ibu, saya akan belajar dengan ustad di Musola, lalu setelah itu, apa yang harus saya lakukan Bu?”
“Nanti Ustad akan memberitahu mu Nak”
“ Baiklah Bu, terimakasih”
“Ustad Abi, sudah waktunya mengisi pengajian. ” Ujar seorang panitia pengajian har i itu.
“ Oh… baiklah” jawabnya sambil tersenyum.
Seraya bangkit dia berkata dalam ha ti bahwa hidup itu bisa berubah jika kita memiliki kemauan untuk beruba h. Allah pun akan mengampuni seluruh umatnya yang bertobat dengan sungguh-sungguh. Seperti dirinya.
Ukuran huruf perlu diperbesar. Tanda baca dalam dialog perlu dicermati lagi, terima kasih.
BalasHapus