Minggu, 25 Maret 2018

AL QURAN DAN ILMU PENGETAHUAN makalah lengkap


AL QURAN DAN
ILMU PENGETAHUAN MODERN

MAKALAH
Diajukan untuk memenuhi tugas mata kuliah “Ulumul Quran”

Dosen Pengampu: Silvinatin, M. Th. I

      Disusun Oleh:
      Anas Tasya Alba Mughofaroh     
 (01091700004)

PRODI ILMU ALQURAN DAN TAFSIR
SEKOLAH TINGGI ILMU USHULUDDIN
MASJID NASIONAL AL-AKBAR
SURABAYA
2017



KATA PENGANTAR


Assalamu’alaikum Wr.Wb.
Dengan mengucapkan syukur alhamdulillah karena atas berkah, nikmat dan hidayah Allah SWT dapat menyusun tugas makalah dengan judul “Al Quran dan Ilmu Pengetahuan Modern” guna memenuhi tugas mata kuliah Ulumul Quran.
Sholawat serta salam tak lupa tetap tercurahkan kepada junjungan kita Nabi Muhammad SAW yang kita nantikan syafaatnya di hari akhirat.
Terima kasih kami haturkan kepada Ustadzah Ulumul Quran, Silvinatin, M. Th.I.  yang telah membimbing dan mengarahkan  dalam penyusunan makalah ini. Terima kasih pula kepada rekan- rekan yang telah memberikan semangat dalam penyusunan tugas makalah.
Kami mohon maaf apabila dalam penyusunan makalah ini ada banyak kekurangan karena keterbatasan kami. Untuk itu mohon kiranya sumbangsih saran dan masukan untuk kebaikan di masa yang akan datang.
Demikian makalah ini kami susun semoga dapat memberi manfaat dan barokah bagi yang membaca.
Wassalamu’alaikum Wr. Wb.



Surabaya, 25 Oktober 2017
           
                                                                                                Penyusun
BAB I
PENDAHULUAN

A.    Latar Belakang
Beberapa teori ilmu pengetahuan yang telah diisyaratkan oleh Al Quran yang pada saat Al Quran diturunkan belum banyak terungkap, namun sejalan dengan berlalunya zaman dan berkembangnya ilmu pengetahun modern, sedikit demi sedikit isyarat- isyarat tersebut terungkap, terungkapnya isyarat Al Quran menunjukkan kemukjizatan Al Quran.
Dalam fungsinya sebagai sumber ilmu pengetahuan, maka Al Quran harus diposisikan sebagai filter, pengawas, dan pengendali perkembangan ilmu pengetahuan modern. Karena itu, meskipun banyak Ayat Al Quran yang mengisyaratkan adanya ilmu pengetahun, namun Al Quran bukanlah kitab Ilmu pengetahuan, tetapi Al Quran tetaplah kitab yang menjadi pedoman bagi seorang mukmin yang semua kandungannya harus diimani dan diamalkan serta di jauhi akan larangannya. Wallahu’alam.

B.     Rumusan Masalah
1.    Bagaimanakah Al Quran dilihat dari segi kemukjizatannya?
2.    Bagaimanakah bukti kandungan teori ilmu pengetahuan modern dalam Al Quran?

C.    Tujuan Penulisan
1.    Untuk mengetahui Al Quran dilihat dari segi kemukjizatannya.
2.    Untuk mengetahui bukti kandungan teori ilmu pengetahuan modern dalam Al Quran.


BAB II
PEMBAHASAN


A.    Al Quran dan Segi- Segi Kemukjizatannya.
Salah satu objek yang menjadi kajian terpenting dalam “Ulum Al Quran” adalah permasalahan terkait  dengan mukjizat. Sebagaimana diketahui bahwa Al Quran merupakan mukjizat  terbesar yang dianugerahkan Allah kepada Nabi Muhammad saw, bahkan persoalan kemukjizatan Al Quran dari segi al-sirfah hingga sekarang masih menjadi perdebatan yang berkepanjangan para ahli teolog Islam dari kalangan mu’tazilah dan Ahlissunah.
Melalui mukjizat yang diturunkan kepada Rasul, Allah mengingatkan manusia bahwa mereka merupakan utusan yang mendapat dukungan dan bantuan dari langit. Mukjizat yang telah diberikan kepada para Nabi mempunyai fungsi yang sama, yaitu mengatasi kepandaian kaum para Nabi disamping membuktikan bahwa kekuasaan Allah itu berada diatas segala-galanya.
Menurut bahasa kata mu’jizat berasal dari kata i’jaz yang terambil dari kata kerja a’jaza- i’jaza yang berarti melemahkan atau menjadikan tidak mampu. Pelakunya (yang melemahkan) dinamai mu’jiz. Bila kemampuannya melemahkan pihak lain amat menonjol sehingga mampu membungkam lawan, ia dinamai mu’jizat.[1]
Menurut istilah mu’jizat adalah peristiwa luar biasa yang terjadi melalui seseorang yang mengaku Nabi, sebagai bukti kenabiannya.
Al Quran adalah sebuah mukjizat yang berbeda dengan mukjizat-mukjizat para rasul sebelum Rasulullah Muhammad saw, karena mukjizat para Rasul sebelumnya berakhir dengan wafatnya para rasul tersebut, sedangkan Al Quran adalah mukjizat yang kekal abadi untuk selamanya, tidak akan musnah bersamaan dengan wafatnya seorang rasul yang menerimanya.

Secara garis besar kemukjizatan Al Quran meliputi:
1.      Gaya bahasa.
Dari segi kebahasaan dan kesustraan Al Quran mempunyai gaya bahasa yang khas yang sangat berbeda dengan bahasa masyarakat Arab, baik dari pemilihan huruf dan kalimat, keduanya mempunyai makna yang dalam. Usman bin Jinni seorang pakar bahasa Arab mengatakan bahwa pemilihan kosa kata dalam bahasa Arab bukanlah suatu kebetulan melainkan mempunyai nilai falsafah bahasa yang tinggi.[2]
Kehalusan dan gaya bahasa yang sangat mempesona membuat orang Arab terkagum-kagum, bukan hanya orang mukmin saja. Akan tetapi orang kafir pun ikut terpesona, sebagai contoh adalah Umar bin Kattab, beliau dahulu adalah orang yang paling membenci Islam. Namun, setelah mendengar petikan ayat- ayat Al Quran beliau menyatakan diri masuk Islam dan beriman pada kerasulan Nabi Muhammad saw.
2.      Susunan Kalimat.
Meskipun Al Quran, hadis Qudsi dan Hadis Nabawi sama- sama berasal dari lisan Nabi, tetapi uslub (style) atau susunan bahasanya sangat jauh berbeda. Uslub bahasa Al Quran jauh lebih tinggi kualitasnya bila dibandingkan dengan lainnya. Al Quran  muncul  dengan uslub yang begitu indah  dan dalam uslub itu terkandung nilai-nilai istimewa yang tidak akan pernah ada ucapan manusia sepertinya. Kehalusan bahasa dan uslub Al Quran  yang menakjubkan terlihat dari balaghah dan fasahahnya, baik yang konkret maupun abstrak dalam mengekspresikan dan mengeksplorasi makna yang dituju sehingga terjadi komunikasi antara Author (Allah) dan reader (pembaca/manusia).
Sebagai contoh, surat Al Kahfi: 9-16 yang diakhiri vocal “a” dan diiringi konsonan yang bervariasi, sehingga tak aneh kalu mereka (masyarakat Arab) terenyuh dan mengira Muhammad saw berpuisi.[3]
3.      Hukum Ilahi
Al Quran menjelaskan pokok-pokok aqidah, norma-norma keutamaan, sopan-santun, undang-undang ekonomi, politik, sosial, serta hukum- hukum ibadah. Dalam menetapkan hukum, Al Quran menggunakan cara-cara berikut: Pertama, secara mujmal. Cara ini banyak digunakan untuk dalam banyak urusan yaitu menerangkan pokok-pokok hukum saja. Kedua, hukum yang agak jelas dan terperinci. Misalnya hukum jihad, undang- undang perang hubungan umat Islam dengan umat lain, hukum tawanan dan rampasan perang. Seperti Al Quran surat At Taubat: 41. Ketiga, jelas dan terperinci. Diantara hukum- hukum ini adalah masalah utang- piutang, yang tertuang dalam Al Quran Surah Al Baqarah: 282. Tentang makanan yang halal dan haram, seperti yang tertuang dalam Al Quran An Nahl: 94. Tentang memeilhara kehormatan wanita dalam surat Al Ahzab: 59.
4.      Ketelitian redaksinya
Ketelitian ini bergantung pada keseimbangan antara jumlah bilangan kata dan antonimnya, jumlah bilangan kata dan sinonimnya atau makna yang dikandungnya, dan lain- lain. Misalnya, kata yawm (hari) dalam bentuk tunggal berjumlah 365 kali, sebanyak hari dalam setahun. Kata yang berarti bulan “shahr”  hanya terdapat 12 kali, sama dengan jumlah bulan dalam setahun.
5.      Berita tentang masalah Ghaib
Contoh dalam masalah ini adalah Al Quran  Surah Yunus: 92
Artinya: Maka pada hari ini Kami selamatkan badanmu supaya kamu dapat menjadi pelajaran bagi orang-orang yang datang sesudahmu dan sesungguhnya kebanyakan dari manusia lengah dari tanda- tanda kekuasaan kami. [4]
      Ayat diatas menegaskan bahwa badan Firaun akan diselamatkan Tuhan untuk menjadi pelajaran bagi generasi berikutnya. Tidak seorang punmengetahui hal tersebut karena sudah terjadisekitar 1.200 tahun SM. Pada awal abad ke-19, tepatnya pada tahun 1896 di lembah raja-raja Luxor Mesir, seorang ahli purbakala Loret menemukan satu mumi, yang dari data-data sejarah terbukti bahwa ia adalah Firaun yang bernama Muniftah yang pernah mengejar Nabi Musa a.s.[5]
Selain itu, pada tanggal 8 Juli 1908, Elliot Smith mendapat ijin dari pemerintah Mesir untuk membuka pembalut- pembalut Firaun tersebut. Ternyata apa yang ditemukannya adalah satu jasad utuh, seperti yang diberitakan oleh Al Quran melalui seorang Nabi yang ummy (tidak pandai membaca dan menulis)
Al Ashari pernah berkata “Keajaiban Al Quran terletak pada berita-berita ghaibnya. Adapun susunan dan sistematikanya masih dalam batas kemampuan hamba untuk meniru dan menandinginya, seandainya saja Allah swt tidak mencegah mereka dengan menciptakan kelemahan dalam diri mereka.”[6]
6.      Isyarat-isyarat Ilmu Pengetahuan.
Banyak sekali isyarat ilmiah yang ditemukan dalam Al-Quran, misalnya: cahay matahari bersumber dari dirinya dan cahaya pantulan merupakan pantulan,[7] kurangnya oksigen pada ketinggian dapat menyesakkan napas,[8] perbedaan sidik jari manusia,[9] aroma atau bau manusia berbeda-beda,[10] masa penyusunan yang tepat dan kehamilan minimal,[11] adanya nurani (super ego) dan bawah sadar manusia,[12] dan lain- lain[13].

B.     Bukti Kandungan Teori Ilmu Pengetahuan Modern dalam Al Quran
Hal yang menakjubkan dari Al Quran adalah isinya yang sesuai dengan ilmu pengetahuan modern. Saat al Quran diturunkan pada abad ke-7 M, tidak pernah terbayangkan oleh masyarakat saat itu bahwa Al-Quran mengandung ilmu pengetahuan modern setelah terungkapnya fakta-fakta ilmiah yang ditemukan pada abad modern ini, bahkan tidak jarang para ilmuwannya tercengang ketika ditunjukkan kepada mereka betapa terperinci dan akuratnya uraian beberapa ayat dalam Al Quran yang memuat tentang ilmu pengetahuan modern.[14]
Albert Einstein pernah menyatakan “Ilmu pengetahuan tanpa agama adalah pincang, dan agama tanpa ilmu pengetahuan adalah buta.” Hal ini menyataka bahwa antara ilmu pengetahuan dan agama perlu ‘disatukan’. Tentu saja, ‘penyatuan’ ilmu pengetahuan dan agama itu menuntut perlunya ilmu pengetahuan yang bisa dipertanggung jawabkan terhadap nilai-nilai kemanusiaan.
Sains dan ilmu pengetahuan merupakan salah satu isi pokok kandungan kitab suci al Quran. Bahkan kata ‘ilm itu sendiri sering disebut dala Al Quran sebanyak 105 kali, tetapi dengan kata jadiannya, kata ‘ilm disebut lebih dari 744 kali.[15]
Maurice Buccaile menyebutkan bahwa ada 40 ayat Al Quran yang membicarakan secara khusus tentang astronomi.[16]




1.      Astronomi
Diantara persoalan-persoalan yang berkaitan dengan astronomi dalam Al Quran antara lain adalah:
a.       Teori Big Bang
Dalam penjelasan Al Quran, surah al Anbiya’ : 30
Artinya: “Dan apakah orang-orang yang kafir tidak mengetahui bahwasannya langit dan bumi itu keduanya dahulu adalah suatu yang padu, kemudian Kami pisahkan antara keduanya dan dari air Kami jadikan segala sesuatu yang hidup. Maka mengapakah mereka tiada juga beriman?”[17]

Teori big bang adalah teori yang mengatakan bahwa dahulu jagad raya adalah satu, yang akhirnya meledak dan terpisah-pisah menjadi baanyak bagian dan salah satu bagian tersebut adalah bumi. Penjelasan dikemukakan oleh Hubble, seorang ilmuwan barat pada tahun 1927.
b.      Matahari dan Bulan memiliki orbit
Seorang ilmuwan bernama Copernicus pada abad ke-15 menemukan teori bahwa matahari sebagai pusat peredaran. Tetapi perlu diketahui bahwa jauh sebelum Copernicus mengemukakan temuannya, teori ini sudah ada di Al Quran bagaimana matahari dan bulan beredar. Dalam Al Quran Surah Al Anbiya: 33, Allah berfirman:
Artinya: “dan Dialah yang telah menciptakan malam dan siang, matahari dan bulan, masing- masing dari keduanya itu beredar di dalam garis edarnya.”[18]

Ayat diatas menunjukkan bahwa langit, bumi dan benda-benda yang terdapat di dalamnya semua bergerak sesuai dengan pusat peredarannya. Perjalanan semua benda-benda tersebut atas kontrol Allah Yang Maha Kuasa lagi Maha Mengetahui bagi setiap sesuatu.[19]
c.       Jumlah Planet
Diantara ayat-ayat Al Quran yang mengisyaratkan permasalahan tentang planet adalah Al Quran Surah Yusuf 4:
Artinya: (ingatlah), ketika Yusuf berkata kepada ayahnya: “Wahai ayahku, sesungguhnya aku bermimpi melihat sebelas bintang dan bulan, kulihat semuanya sujud kepadaku.”[20]

Selama ini, teori Ilmu Pengetahuan menjelaskan bahwa jumlah planet dalam galaksi bimasakti ada sembilan yaitu, Merkurius, Venus, Bumi, Mars, Jupiter, Saturnus, Uranus, Neptunus, Pluto. Namun dari hasil riset terbaru telah ditemukan planet ke-10. Dan itu bukanlah hal yang spektakuler karena sudah disebutkan dalam Al Quran, mungkin di masa yang akan datang akan ditemukan planet yang ke-11 sebagaimana telah dinyatakan dalam Al Quran Surah Yusuf: 4.

2.      Kekuatan yang ada pada besi
Dalam Al Quran Surah al-Hadid : 25, Allah berfirman:
Artinya:dan kami ciptakan besi yang padanya terdapat kekuatan yang hebat dan berbagai manfaat bagi manusia, (supaya mereka mempergunakan besi itu) dan supaya Allah mengetahui siapa yang menolong agama Nya dan rasul-rasul Nya. Padahal Allah tidak dilihatnya. Sesungguhnya Allah Maha Kuat lagi Maha Perkasa.[21]

Ilmuwan telah mengungkapkan bahwa logam besi yang ditemukan si bumi kita berasal sari bintang-bintang raksasa di angkasa luar. Besi hanya bia dibuat dan dihasilkan oleh bintang yang lebih besar saripada matahari, yang sushunya mencapai beberapa ratus juta derajat. Ketika jumlah besi telah melampui batas tertentu dalam bintang-bintang tersebut tidak mampu lagi menanggungnya dan akhirnya meledak melalui peristiwa yang disebut “nova” atau “supernova”. Akibat ledakan ini, meteor- meteor yang mengandung besi bertaburan ke swluruh alam semesta dan mereka bergerak melalui ruang hampa sampai ditarik gaya gravitasi benda angkasa.
Semua ini menunjukkan bahwa logam besi tidak terbentuk di bumi tetapi kiriman dari bintang-bintang yang meledak di ruang angkasa melalui meteor-meteor dan “diturunkan ke bumi”, persis seperti dinyatakan dalam Al Quran.[22]






BAB III
PENUTUP

KESIMPULAN
1.      Al Quran merupakan mukjizat terbesar yang dianugrahkan Allah kepada Nabi Muhammad saw sebagai bukti atas kebenaran pengakuan kenabiannya dan kerasulannya. Kemukjizatan Al Quran nampak pada tantangn Allah terhadap orang-orang arab untuk membuat semisal Al Quran, namun mereka tidak bisa membuatnya padahal mereka orang arab asli yang mempunyai keahlian dalam menyusun kalimat yang indah dalam bahasa Arab.
2.      Di dalam Al Quran terdapat banyak ayat-ayat yang membicarakan prinsip Ilmu pengetahuan yang sesuai dengan perkembangan teori-teori ilmu pengetahuan modern. Diantara ilmu-ilmu pengetahuan modern antara lain: astronomi, yang memuat teori big bang, benda- benda langit pada garis orbitnya masing- masing, jumlah planet, kekuatan yang ada di besi, dan lain-lain.











DAFTAR PUSTAKA
Depag RI. Alquran dan Terjemahan special for women. 2009. Bandung: Syamil Quran

Tim Reviewer UINSA. 2015. Studi Al Quran.  Surabaya: UIN Sunan Ampel Press

Dawud Al Atar. 1994. Perspektif Baru Ilmu Al Quran, terj. Afifi Muhammad Bandung: Pustaka Hidayah

Quraish Shihab. 1999.  Mukjizat Al Quran, Bandung: Mizan










[1] Tim Reviewer UINSA, Studi Al Quran, (Surabaya: UIN Sunan Ampel Press, 2015) hlm. 112
[2] Quraish Shihab, Mukjizat Al Quran, (Bandung: Mizan 1999), 90
[3] Tim Reviewer UINSA, Studi Al Quran, (Surabaya: UIN Sunan Ampel Press, 2015) hlm. 116
[4] Depag RI, Alquran dan Terjemahan special for women (Bandung: Syamil Quran, 2009) hlm. 219
[5] Tim Reviewer UINSA, Studi Al Quran, (Surabaya: UIN Sunan Ampel Press,  2015) hlm. 118
[6] Ibid, hlm.119
[7] Al Quran Surah Yunus (10):5
[8] Al-Quran Surah al An’am (6):25
[9] Al-Quran Surah al Qiyamah (75):4
[10] Al-Quran Surah Yusuf (12): 94
[11] Al Quran Surah al Baqarah (2):233
[12] Al Quran Surah al Qiyamah (75): 14
[13] Dawud Al Atar, Perspektif Baru Ilmu Al Quran, terj. Afifi Muhammad (Bandung: Pustaka Hidayah,1994)  hlm.65-70
[14] Tim Reviewer UINSA, Studi Al Quran, (Surabaya: UIN Sunan Ampel Press, 2015) hlm. 130
[15] Ibid
[16] Ibid, 131
[17] Depag RI, Alquran dan Terjemahan special for women (Bandung: Syamil Quran, 2009) hal, 324
[18] Depag RI, Alquran dan Terjemahan special for women (Bandung: Syamil Quran, 2009) hal, 324
[19] Tim Reviewer UINSA, Studi Al Quran, (Surabaya: UIN Sunan Ampel Press, 2015) hlm. 135
[20] Depag RI, Alquran dan Terjemahan special for women (Bandung: Syamil Quran, 2009) hal, 235
[21] Depag RI, Alquran dan Terjemahan special for women (Bandung: Syamil Quran, 2009) hal, 541
[22] Tim Reviewer UINSA, Studi Al Quran, (Surabaya: UIN Sunan Ampel Press, 2015) hlm. 144


















Tidak ada komentar:

Posting Komentar

LOGO STAIS MAS