AL QURAN DAN
ILMU
PENGETAHUAN MODERN
MAKALAH
Diajukan untuk memenuhi tugas mata
kuliah “Ulumul Quran”
Dosen Pengampu: Silvinatin, M. Th. I
Disusun Oleh:
Anas Tasya Alba
Mughofaroh
(01091700004)
PRODI ILMU ALQURAN DAN TAFSIR
SEKOLAH TINGGI
ILMU USHULUDDIN
MASJID NASIONAL
AL-AKBAR
SURABAYA
2017
KATA PENGANTAR
Assalamu’alaikum Wr.Wb.
Dengan mengucapkan syukur alhamdulillah karena atas berkah, nikmat
dan hidayah Allah SWT dapat menyusun tugas makalah dengan judul “Al Quran dan
Ilmu Pengetahuan Modern” guna memenuhi tugas mata kuliah Ulumul Quran.
Sholawat serta salam tak lupa tetap tercurahkan kepada junjungan
kita Nabi Muhammad SAW yang kita nantikan syafaatnya di hari akhirat.
Terima kasih kami haturkan kepada Ustadzah Ulumul Quran,
Silvinatin, M. Th.I. yang telah
membimbing dan mengarahkan dalam
penyusunan makalah ini. Terima kasih pula kepada rekan- rekan yang telah
memberikan semangat dalam penyusunan tugas makalah.
Kami mohon maaf apabila dalam penyusunan makalah ini ada banyak
kekurangan karena keterbatasan kami. Untuk itu mohon kiranya sumbangsih saran
dan masukan untuk kebaikan di masa yang akan datang.
Demikian makalah ini kami susun semoga dapat memberi manfaat dan
barokah bagi yang membaca.
Wassalamu’alaikum Wr. Wb.
Surabaya, 25
Oktober 2017
Penyusun
BAB I
PENDAHULUAN
A.
Latar
Belakang
Beberapa
teori ilmu pengetahuan yang telah diisyaratkan oleh Al Quran yang pada saat Al
Quran diturunkan belum banyak terungkap, namun sejalan dengan berlalunya zaman
dan berkembangnya ilmu pengetahun modern, sedikit demi sedikit isyarat- isyarat
tersebut terungkap, terungkapnya isyarat Al Quran menunjukkan kemukjizatan Al
Quran.
Dalam
fungsinya sebagai sumber ilmu pengetahuan, maka Al Quran harus diposisikan
sebagai filter, pengawas, dan pengendali perkembangan ilmu pengetahuan modern.
Karena itu, meskipun banyak Ayat Al Quran yang mengisyaratkan adanya ilmu
pengetahun, namun Al Quran bukanlah kitab Ilmu pengetahuan, tetapi Al Quran
tetaplah kitab yang menjadi pedoman bagi seorang mukmin yang semua kandungannya
harus diimani dan diamalkan serta di jauhi akan larangannya. Wallahu’alam.
B.
Rumusan Masalah
1.
Bagaimanakah
Al Quran dilihat dari segi kemukjizatannya?
2.
Bagaimanakah
bukti kandungan teori ilmu pengetahuan modern dalam Al Quran?
C.
Tujuan Penulisan
1.
Untuk
mengetahui Al Quran dilihat dari segi kemukjizatannya.
2.
Untuk
mengetahui bukti kandungan teori ilmu pengetahuan modern dalam Al Quran.
BAB II
PEMBAHASAN
A.
Al Quran dan Segi- Segi Kemukjizatannya.
Salah
satu objek yang menjadi kajian terpenting dalam “Ulum Al Quran” adalah
permasalahan terkait dengan mukjizat.
Sebagaimana diketahui bahwa Al Quran merupakan mukjizat terbesar yang dianugerahkan Allah kepada Nabi
Muhammad saw, bahkan persoalan kemukjizatan Al Quran dari segi al-sirfah hingga
sekarang masih menjadi perdebatan yang berkepanjangan para ahli teolog Islam
dari kalangan mu’tazilah dan Ahlissunah.
Melalui
mukjizat yang diturunkan kepada Rasul, Allah mengingatkan manusia bahwa mereka
merupakan utusan yang mendapat dukungan dan bantuan dari langit. Mukjizat yang
telah diberikan kepada para Nabi mempunyai fungsi yang sama, yaitu mengatasi
kepandaian kaum para Nabi disamping membuktikan bahwa kekuasaan Allah itu
berada diatas segala-galanya.
Menurut
bahasa kata mu’jizat berasal dari kata i’jaz yang terambil dari kata
kerja a’jaza- i’jaza yang berarti melemahkan atau menjadikan tidak
mampu. Pelakunya (yang melemahkan) dinamai mu’jiz. Bila kemampuannya
melemahkan pihak lain amat menonjol sehingga mampu membungkam lawan, ia dinamai
mu’jizat.[1]
Menurut
istilah mu’jizat adalah peristiwa luar biasa yang terjadi melalui
seseorang yang mengaku Nabi, sebagai bukti kenabiannya.
Al
Quran adalah sebuah mukjizat yang berbeda dengan mukjizat-mukjizat para rasul
sebelum Rasulullah Muhammad saw, karena mukjizat para Rasul sebelumnya berakhir
dengan wafatnya para rasul tersebut, sedangkan Al Quran adalah mukjizat yang
kekal abadi untuk selamanya, tidak akan musnah bersamaan dengan wafatnya
seorang rasul yang menerimanya.
Secara
garis besar kemukjizatan Al Quran meliputi:
1.
Gaya
bahasa.
Dari segi kebahasaan dan kesustraan Al Quran mempunyai gaya bahasa
yang khas yang sangat berbeda dengan bahasa masyarakat Arab, baik dari
pemilihan huruf dan kalimat, keduanya mempunyai makna yang dalam. Usman bin
Jinni seorang pakar bahasa Arab mengatakan bahwa pemilihan kosa kata dalam
bahasa Arab bukanlah suatu kebetulan melainkan mempunyai nilai falsafah bahasa
yang tinggi.[2]
Kehalusan dan gaya bahasa yang sangat mempesona membuat orang Arab
terkagum-kagum, bukan hanya orang mukmin saja. Akan tetapi orang kafir pun ikut
terpesona, sebagai contoh adalah Umar bin Kattab, beliau dahulu adalah orang
yang paling membenci Islam. Namun, setelah mendengar petikan ayat- ayat Al
Quran beliau menyatakan diri masuk Islam dan beriman pada kerasulan Nabi
Muhammad saw.
2.
Susunan
Kalimat.
Meskipun Al Quran, hadis Qudsi dan Hadis Nabawi sama- sama berasal
dari lisan Nabi, tetapi uslub (style) atau susunan bahasanya sangat jauh
berbeda. Uslub bahasa Al Quran jauh lebih tinggi kualitasnya bila
dibandingkan dengan lainnya. Al Quran
muncul dengan uslub yang
begitu indah dan dalam uslub itu
terkandung nilai-nilai istimewa yang tidak akan pernah ada ucapan manusia
sepertinya. Kehalusan bahasa dan uslub Al Quran yang menakjubkan terlihat dari balaghah dan
fasahahnya, baik yang konkret maupun abstrak dalam mengekspresikan dan
mengeksplorasi makna yang dituju sehingga terjadi komunikasi antara Author
(Allah) dan reader (pembaca/manusia).
Sebagai
contoh, surat Al Kahfi: 9-16 yang diakhiri vocal “a” dan diiringi konsonan yang
bervariasi, sehingga tak aneh kalu mereka (masyarakat Arab) terenyuh dan
mengira Muhammad saw berpuisi.[3]
3.
Hukum
Ilahi
Al Quran menjelaskan pokok-pokok aqidah, norma-norma keutamaan,
sopan-santun, undang-undang ekonomi, politik, sosial, serta hukum- hukum
ibadah. Dalam menetapkan hukum, Al Quran menggunakan cara-cara berikut: Pertama,
secara mujmal. Cara ini banyak digunakan untuk dalam banyak urusan yaitu
menerangkan pokok-pokok hukum saja. Kedua, hukum yang agak jelas dan
terperinci. Misalnya hukum jihad, undang- undang perang hubungan umat Islam
dengan umat lain, hukum tawanan dan rampasan perang. Seperti Al Quran surat At
Taubat: 41. Ketiga, jelas dan terperinci. Diantara hukum- hukum ini adalah
masalah utang- piutang, yang tertuang dalam Al Quran Surah Al Baqarah: 282.
Tentang makanan yang halal dan haram, seperti yang tertuang dalam Al Quran An
Nahl: 94. Tentang memeilhara kehormatan wanita dalam surat Al Ahzab: 59.
4.
Ketelitian
redaksinya
Ketelitian ini bergantung pada keseimbangan antara jumlah bilangan
kata dan antonimnya, jumlah bilangan kata dan sinonimnya atau makna yang
dikandungnya, dan lain- lain. Misalnya, kata yawm (hari) dalam bentuk
tunggal berjumlah 365 kali, sebanyak hari dalam setahun. Kata yang berarti
bulan “shahr” hanya terdapat 12
kali, sama dengan jumlah bulan dalam setahun.
5.
Berita
tentang masalah Ghaib
Contoh
dalam masalah ini adalah Al Quran Surah
Yunus: 92
Artinya:
Maka pada hari ini Kami selamatkan badanmu supaya kamu dapat menjadi pelajaran
bagi orang-orang yang datang sesudahmu dan sesungguhnya kebanyakan dari manusia
lengah dari tanda- tanda kekuasaan kami. [4]
Ayat
diatas menegaskan bahwa badan Firaun akan diselamatkan Tuhan untuk menjadi
pelajaran bagi generasi berikutnya. Tidak seorang punmengetahui hal tersebut
karena sudah terjadisekitar 1.200 tahun SM. Pada awal abad ke-19, tepatnya pada
tahun 1896 di lembah raja-raja Luxor Mesir, seorang ahli purbakala Loret
menemukan satu mumi, yang dari data-data sejarah terbukti bahwa ia adalah
Firaun yang bernama Muniftah yang pernah mengejar Nabi Musa a.s.[5]
Selain itu, pada tanggal 8 Juli 1908, Elliot Smith mendapat ijin
dari pemerintah Mesir untuk membuka pembalut- pembalut Firaun tersebut.
Ternyata apa yang ditemukannya adalah satu jasad utuh, seperti yang diberitakan
oleh Al Quran melalui seorang Nabi yang ummy (tidak pandai membaca dan
menulis)
Al Ashari pernah berkata “Keajaiban Al Quran terletak pada
berita-berita ghaibnya. Adapun susunan dan sistematikanya masih dalam batas
kemampuan hamba untuk meniru dan menandinginya, seandainya saja Allah swt tidak
mencegah mereka dengan menciptakan kelemahan dalam diri mereka.”[6]
6.
Isyarat-isyarat
Ilmu Pengetahuan.
Banyak
sekali isyarat ilmiah yang ditemukan dalam Al-Quran, misalnya: cahay matahari
bersumber dari dirinya dan cahaya pantulan merupakan pantulan,[7]
kurangnya oksigen pada ketinggian dapat menyesakkan napas,[8]
perbedaan sidik jari manusia,[9]
aroma atau bau manusia berbeda-beda,[10]
masa penyusunan yang tepat dan kehamilan minimal,[11]
adanya nurani (super ego) dan bawah sadar manusia,[12]
dan lain- lain[13].
B.
Bukti Kandungan Teori Ilmu Pengetahuan Modern dalam Al Quran
Hal yang menakjubkan dari Al Quran adalah isinya yang sesuai dengan
ilmu pengetahuan modern. Saat al Quran diturunkan pada abad ke-7 M, tidak
pernah terbayangkan oleh masyarakat saat itu bahwa Al-Quran mengandung ilmu
pengetahuan modern setelah terungkapnya fakta-fakta ilmiah yang ditemukan pada
abad modern ini, bahkan tidak jarang para ilmuwannya tercengang ketika
ditunjukkan kepada mereka betapa terperinci dan akuratnya uraian beberapa ayat
dalam Al Quran yang memuat tentang ilmu pengetahuan modern.[14]
Albert Einstein pernah menyatakan “Ilmu pengetahuan tanpa agama
adalah pincang, dan agama tanpa ilmu pengetahuan adalah buta.” Hal ini
menyataka bahwa antara ilmu pengetahuan dan agama perlu ‘disatukan’. Tentu
saja, ‘penyatuan’ ilmu pengetahuan dan agama itu menuntut perlunya ilmu
pengetahuan yang bisa dipertanggung jawabkan terhadap nilai-nilai kemanusiaan.
Sains dan ilmu pengetahuan merupakan salah satu isi pokok kandungan
kitab suci al Quran. Bahkan kata ‘ilm itu sendiri sering disebut dala Al
Quran sebanyak 105 kali, tetapi dengan kata jadiannya, kata ‘ilm disebut lebih
dari 744 kali.[15]
Maurice Buccaile menyebutkan bahwa ada 40 ayat Al Quran yang
membicarakan secara khusus tentang astronomi.[16]
1.
Astronomi
Diantara persoalan-persoalan yang berkaitan dengan astronomi dalam
Al Quran antara lain adalah:
a.
Teori
Big Bang
Dalam
penjelasan Al Quran, surah al Anbiya’ : 30
Artinya:
“Dan apakah orang-orang yang kafir tidak mengetahui bahwasannya langit dan
bumi itu keduanya dahulu adalah suatu yang padu, kemudian Kami pisahkan antara
keduanya dan dari air Kami jadikan segala sesuatu yang hidup. Maka mengapakah
mereka tiada juga beriman?”[17]
Teori big bang adalah teori yang mengatakan bahwa dahulu
jagad raya adalah satu, yang akhirnya meledak dan terpisah-pisah menjadi
baanyak bagian dan salah satu bagian tersebut adalah bumi. Penjelasan
dikemukakan oleh Hubble, seorang ilmuwan barat pada tahun 1927.
b.
Matahari
dan Bulan memiliki orbit
Seorang ilmuwan bernama Copernicus pada abad ke-15 menemukan teori
bahwa matahari sebagai pusat peredaran. Tetapi perlu diketahui bahwa jauh
sebelum Copernicus mengemukakan temuannya, teori ini sudah ada di Al Quran
bagaimana matahari dan bulan beredar. Dalam Al Quran Surah Al Anbiya: 33, Allah
berfirman:
Artinya: “dan Dialah yang telah menciptakan malam dan siang,
matahari dan bulan, masing- masing dari keduanya itu beredar di dalam garis
edarnya.”[18]
Ayat diatas menunjukkan bahwa langit, bumi dan benda-benda yang
terdapat di dalamnya semua bergerak sesuai dengan pusat peredarannya.
Perjalanan semua benda-benda tersebut atas kontrol Allah Yang Maha Kuasa lagi
Maha Mengetahui bagi setiap sesuatu.[19]
c.
Jumlah
Planet
Diantara ayat-ayat Al Quran yang mengisyaratkan permasalahan tentang
planet adalah Al Quran Surah Yusuf 4:
Artinya: (ingatlah),
ketika Yusuf berkata kepada ayahnya: “Wahai ayahku, sesungguhnya aku bermimpi
melihat sebelas bintang dan bulan, kulihat semuanya sujud kepadaku.”[20]
Selama ini, teori Ilmu Pengetahuan menjelaskan bahwa jumlah planet
dalam galaksi bimasakti ada sembilan yaitu, Merkurius, Venus, Bumi, Mars,
Jupiter, Saturnus, Uranus, Neptunus, Pluto. Namun dari hasil riset terbaru
telah ditemukan planet ke-10. Dan itu bukanlah hal yang spektakuler karena
sudah disebutkan dalam Al Quran, mungkin di masa yang akan datang akan
ditemukan planet yang ke-11 sebagaimana telah dinyatakan dalam Al Quran Surah
Yusuf: 4.
2.
Kekuatan
yang ada pada besi
Dalam
Al Quran Surah al-Hadid : 25, Allah berfirman:
Artinya:dan
kami ciptakan besi yang padanya terdapat kekuatan yang hebat dan berbagai
manfaat bagi manusia, (supaya mereka mempergunakan besi itu) dan supaya Allah
mengetahui siapa yang menolong agama Nya dan rasul-rasul Nya. Padahal Allah
tidak dilihatnya. Sesungguhnya Allah Maha Kuat lagi Maha Perkasa.[21]
Ilmuwan telah mengungkapkan bahwa logam besi yang ditemukan si bumi
kita berasal sari bintang-bintang raksasa di angkasa luar. Besi hanya bia
dibuat dan dihasilkan oleh bintang yang lebih besar saripada matahari, yang
sushunya mencapai beberapa ratus juta derajat. Ketika jumlah besi telah
melampui batas tertentu dalam bintang-bintang tersebut tidak mampu lagi
menanggungnya dan akhirnya meledak melalui peristiwa yang disebut “nova”
atau “supernova”. Akibat ledakan ini, meteor- meteor yang mengandung
besi bertaburan ke swluruh alam semesta dan mereka bergerak melalui ruang hampa
sampai ditarik gaya gravitasi benda angkasa.
Semua ini menunjukkan bahwa logam besi tidak terbentuk di bumi
tetapi kiriman dari bintang-bintang yang meledak di ruang angkasa melalui
meteor-meteor dan “diturunkan ke bumi”, persis seperti dinyatakan dalam Al
Quran.[22]
BAB III
PENUTUP
KESIMPULAN
1.
Al Quran
merupakan mukjizat terbesar yang dianugrahkan Allah kepada Nabi Muhammad saw
sebagai bukti atas kebenaran pengakuan kenabiannya dan kerasulannya.
Kemukjizatan Al Quran nampak pada tantangn Allah terhadap orang-orang arab
untuk membuat semisal Al Quran, namun mereka tidak bisa membuatnya padahal
mereka orang arab asli yang mempunyai keahlian dalam menyusun kalimat yang
indah dalam bahasa Arab.
2.
Di
dalam Al Quran terdapat banyak ayat-ayat yang membicarakan prinsip Ilmu
pengetahuan yang sesuai dengan perkembangan teori-teori ilmu pengetahuan
modern. Diantara ilmu-ilmu pengetahuan modern antara lain: astronomi, yang
memuat teori big bang, benda- benda langit pada garis orbitnya masing-
masing, jumlah planet, kekuatan yang ada di besi, dan lain-lain.
DAFTAR PUSTAKA
Depag RI. Alquran dan Terjemahan special for women. 2009. Bandung:
Syamil Quran
Tim
Reviewer UINSA. 2015. Studi Al Quran. Surabaya: UIN Sunan Ampel Press
Dawud
Al Atar. 1994. Perspektif Baru Ilmu Al Quran, terj. Afifi Muhammad
Bandung: Pustaka Hidayah
Quraish Shihab. 1999. Mukjizat
Al Quran, Bandung: Mizan
[3] Tim Reviewer
UINSA, Studi Al Quran, (Surabaya: UIN Sunan Ampel Press, 2015) hlm. 116
[4] Depag RI, Alquran
dan Terjemahan special for women (Bandung: Syamil Quran, 2009) hlm. 219
[6] Ibid, hlm.119
[7] Al Quran Surah
Yunus (10):5
[8] Al-Quran Surah
al An’am (6):25
[9] Al-Quran Surah
al Qiyamah (75):4
[10] Al-Quran Surah
Yusuf (12): 94
[11] Al Quran Surah
al Baqarah (2):233
[13]
Dawud Al Atar, Perspektif
Baru Ilmu Al Quran, terj. Afifi Muhammad (Bandung: Pustaka Hidayah,1994) hlm.65-70
[15] Ibid
[16] Ibid, 131
Tidak ada komentar:
Posting Komentar